LDKMUH.OR.ID – Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muchamad Arifin Masjid SAg MAg mengajak para dai Muhammadiyah di Bali agar aktif melakukan dakwah komunitas.
Hal ini disampaikannya pada kegiatan kajian shubuh di masjid KH. Ahmad Dahlan yang berada dilingkungan Perguruan Muhammadiyah Denpasar Bali, Sabtu (27/04/2024).
Di hadapan ratusan jamaah, Arifin menjelaskan sejarah dibentuknya LDK Muhammadiyah pada muktamar 48 di Surakarta.
Arifin meyakinkan bahwa dakwah komunitas selaras dengan ayat Al-Qur’an yaitu Surat Al-Hujurat:13.
‘Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.’ QS. Al Hujurat: 13
Selain itu, dakwah komunitas merupakan aplikasi dari perintah mengajak manusia dengan cara bijaksana sebagaimana perintah Allah di dalam Q.S. QS. An Nahl: 125.
‘Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.’ QS. An Nahl: 125
“LDK bukan hanya hadir di komunitas-komunitas seperti: anjal, anak punk, pemulung, mualaf dan komunitas marginal tetapi juga hadir di daerah-daetah 3T (daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar),” terangnya.
Arifin mendorong agar LDK Muhammadiyah Bali aktif dalam memberikan dakwah komunitas yang ada di Bali.
“Mengingat Bali memiliki komunitas semua tingkatan, kelas bawah, menengah maupun atas. Bali memiliki banyak komunitas yang membutuhkan sentuhan dakwah oleh dai-dai komunitas. Salah satu yang dititipkan kepada LDK Muhammadiyah Bali adalah berdirinya mushallah-mushallah ditempat wisata,” tuturnya.
Pada Ahad 28 April 2024, Arifin lanjut memberikan kajian ba’da Shubuh di masjid Baitul Makmur Denpasar Bali. Ia mengajak jamaah untuk selalu mewaspadai terhadap lawan yang tidak kelihatan.
“Dalam dunia modern sekarang ini untuk menghancurkan sebuah generasi bangsa atau negara tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional sebagaimana perang pada dunia pertama atau kedua , dimana lawan dan senjata yang digunakan bisa dilihat,” jelasnya.
Menurutnya, Amonisi yang digunakan dalam istilah proxy war ini ada dua, yaitu isu yang digulirkan melalui dunia virtual dengan memanfaatkan teknologi Informasi yang serba digital. Dan yang kedua menggunakan narkoba.
Peraih penghargaan fasilitator pencegahan narkoba tingkat nasional oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) ini lantas menjelaskan bahaya penyalahgunaan, peredaran dan modus operandi dari narkoba.
“Peredaran narkoba pada akhir-akhir ini yang modusnya melalui rokok elektrik harus menjadi perhatian kita semua,” ucapnya.
Usai memberikan ceramahnya, Arifin berkesempatan untuk berdialog dengan komunitas mualaf yang ada di Bali.
Salah satu mualaf bernama I Nyoman Ernawati menceritakan kisahnya memeluk agama Islam yakni dari hasil renungan panjang. Berawal dari merasa aneh dengan tata cara ibadahnya sebelum masuk Islam, ia pun akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam setelah banyak membaca buku-buku agama Islam yang dia dapat dari saudaranya.
Arifin mengapresiasi keteguhan dan keistiqomahan para muallaf dalam mempelajari dan memegang teguh agama Islam. Ia lantas berpesan agar para mualaf menjaga keistiqomahan dalam mengikuti kajian agar bisa menjadi muslim yang kaffah (sempurna).