LDK PP Muhammadiyah

Ustadz Masjuandi MD: Dai Tangguh Penakluk Pegunungan Meratus Kalimantan

0 166

Di tengah gemuruh perbincangan tentang dai-dai yang lebih mengutamakan popularitas daripada esensi dakwah, muncul sosok teladan yang sederhana namun penuh keteguhan. Ustadz Masjuandi MD, seorang mubaligh tangguh asal Kabupaten Tapin, telah membuktikan bahwa pengabdian sejati dalam dakwah tidak mengenal batasan tempat, waktu, maupun materi.

Sebagai dai di bawah naungan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Masjuandi MD mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan risalah Islam di pelosok pegunungan Meratus, terutama di perkampungan mualaf Patikalain. Baginya, perjalanan jauh melintasi hutan dan medan terjal adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan dakwah.

Menjunjung Semangat KH Ahmad Dahlan
Masjuandi bukanlah dai yang sibuk menghitung jumlah pengikut atau menunggu undangan di panggung megah. Dia justru lebih sering terlihat berjalan di jalan setapak, menuju desa-desa terpencil yang sulit dijangkau. Dengan keyakinan kuat bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan hambanya yang berjuang di jalan-Nya, Ustadz Masjuandi MD rela mengeluarkan biaya pribadi untuk bensin, makanan, hingga kebutuhan logistik lainnya selama berdakwah.

“Prinsip saya sederhana, hidup ini singkat. Selama masih ada waktu, saya ingin hidup ini bermanfaat, terutama untuk menyebarkan ajaran Islam,” ujar Masjuandi dengan nada penuh keikhlasan.

Sebagai bagian dari Muhammadiyah, Masjuandi MD menjadikan prinsip yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan sebagai pegangan hidup: “Hidup-hidupi Muhammadiyah, bukan mencari hidup di Muhammadiyah.” Prinsip ini ia terapkan dengan totalitas, mengabdikan diri untuk dakwah tanpa mengharapkan imbalan.

Hal ini diamini oleh Yandi, salah satu mualaf di Patikalain. “Ustadz Masjuandi adalah panutan kami. Ketulusan dan kegigihannya dalam berdakwah membuat kami merasa dihargai dan diperhatikan,” ujarnya.

Dakwah di Tengah Tantangan
Tantangan yang dihadapi Ustadz Masjuandi tak hanya datang dari medan berat yang harus dilalui, tetapi juga dari kebutuhan ekonomi yang sering kali menjadi hambatan. Namun, keyakinannya bahwa dakwah adalah jalan hidup membuatnya terus maju. “Saya yakin, Allah akan memudahkan urusan saya selama saya ikhlas berdakwah. Kelelahan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan balasan-Nya,” ungkapnya dengan tegar.

Di tengah maraknya dai yang lebih berorientasi pada ketenaran, Ustadz Masjuandi MD memberikan contoh bagaimana dakwah seharusnya dilakukan. Bagi Masjuandi, berdakwah adalah pengabdian untuk mencari rida Allah, bukan alat untuk mencari kekayaan atau popularitas.

Sosoknya menjadi inspirasi, tidak hanya bagi masyarakat yang ia bina tetapi juga bagi para dai dan mubaligh lain. Ustadz Masjuandi mengingatkan bahwa dakwah yang tulus dan tanpa pamrih adalah jalan mulia yang membawa berkah, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.

Ustadz Masjuandi MD berharap Allah senantiasa memberikan kekuatan untuk melanjutkan misinya. “Saya hanya berharap agar Allah mempermudah langkah saya dalam menyampaikan dakwah ini. Selama saya masih mampu, saya akan terus melangkah,” ujarnya.

Sosok Ustadz Masjuandi MD adalah cerminan dai sejati, yang tak gentar menghadapi rintangan, tak mengharapkan imbalan, dan tak berhenti menebar kebaikan. Ia adalah bukti nyata bahwa dakwah tidak membutuhkan panggung besar, tetapi hati yang ikhlas dan langkah yang mantap untuk menghidupkan Islam hingga ke pelosok negeri.

Editor : Najihus Salam

Leave A Reply

Your email address will not be published.