LDK PP Muhammadiyah

Dai LDK Muhammadiyah: Garda Terdepan Membimbing Mualaf di Kepulauan Mentawai

0 26

LDKMUH.OR.ID, Kepulauan Mentawai – Di balik cerita pembinaan mualaf yang rutin setiap Ahad pagi di Masjid Takwa Muhammadiyah, Pulau Sipora Utara, ada kisah dedikasi para dai Muhammadiyah. Mereka tidak hanya sekadar menyampaikan materi, tetapi juga menjadi sahabat, pelindung, dan pembimbing spiritual bagi para mualaf yang baru mengenal Islam.

Program ini diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dengan pendekatan penuh kasih dan komitmen, para dai menjadi garda terdepan dalam mendampingi sekitar 20 hingga 30 mualaf yang hadir setiap pekan.

Peran Dai sebagai Pendamping Spiritual

Tugas seorang dai di Mentawai tidaklah ringan. Mereka harus menjangkau para mualaf yang tersebar di berbagai wilayah, menyampaikan materi dengan metode yang sederhana namun mendalam, dan membangun hubungan emosional yang erat.

“Bagi kami, ini bukan hanya soal mengajarkan agama, tetapi juga membangun kepercayaan dan menjadi keluarga bagi mereka,” ujar Agus, dai utusan LDK Muhammadiyah.

Dengan metode halaqah, para dai memastikan setiap mualaf merasa nyaman untuk bertanya dan belajar. Mereka mengajarkan dasar-dasar Islam, seperti bacaan shalat, hukum fiqh, hingga cara membaca Al-Qur’an. Dukungan teknologi melalui grup WhatsApp juga menjadi sarana efektif bagi para dai untuk terus memantau perkembangan para peserta.

Tantangan Dakwah di Mentawai

Kepulauan Mentawai bukanlah tempat yang mudah dijangkau. Infrastruktur yang terbatas dan kondisi geografis yang menantang menjadi kendala tersendiri. Namun, para dai Muhammadiyah tak pernah surut semangatnya.

“Kami memahami bahwa tugas ini adalah amanah. Tantangan geografis bukan halangan untuk terus menyebarkan cahaya Islam,” kata salah satu dai.

Kehadiran dai yang penuh dedikasi menjadi alasan utama mengapa program pembinaan ini tetap berjalan konsisten selama delapan bulan terakhir. Para mualaf yang sebelumnya ragu, kini mulai merasa lebih percaya diri dalam menjalani ajaran Islam.

Mualaf Learning Center (MLC), yang telah menjadi pusat pembelajaran bagi para mualaf. Selain sebagai tempat belajar, MLC juga menjadi tempat para dai merancang strategi dakwah yang relevan dengan kebutuhan mualaf di Mentawai.

“Saya merasa lebih tenang dan percaya diri setelah ikut pembinaan ini. Dai-dai di sini selalu sabar membimbing kami,” ungkap Kak Mega, salah satu peserta.

Para dai tidak hanya memberikan pengajaran agama, tetapi juga membantu para mualaf menghadapi tantangan sosial dan ekonomi. Dengan pendekatan holistik, mereka berusaha memastikan para mualaf mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Masa Depan Dakwah di Mentawai

Dedikasi para dai Muhammadiyah di Mentawai menunjukkan bahwa dakwah bukan hanya soal seremonial keagamaan, tetapi juga tentang keberlanjutan dan kebermanfaatan.

Kehadiran halaqah rutin ini menjadi bukti bahwa dengan kerja keras dan kasih sayang. Para dai mampu menjawab kebutuhan spiritual para mualaf sekaligus membangun kepercayaan mereka kepada Islam.

Para dai berharap, program pembinaan ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi komunitas dakwah di daerah lain. “Kami tidak hanya ingin mengajak mereka mengenal Islam, tetapi juga memastikan mereka merasa dicintai dan didukung dalam perjalanan ini,” tutup Agus, salah seorang dai LDK PP Muhammadiyah.

Dengan demikian, program ini tidak hanya menjadi ruang belajar bagi mualaf, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dakwah yang menyentuh hati dan melampaui batasan geografis.

Editor : Najihus Salam

Leave A Reply

Your email address will not be published.