LDKMUH.OR.ID – Pada bulan Ramadan 1445 H/2024 M, Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Pusat (LDK PP) Muhammadiyah bersama Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh Muhammadiyah (LAZISMU), menyalurkan bantuan kemanusiaan di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Indonesia.
Daerah 3T merupakan wilayah yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah-daerah lain dalam skala nasional.
Bantuan kemanusiaan berupa bingkisan atau kado Ramadan diberikan kepada para da’i dalam gelaran pesantren mualaf di Masjid Jamiatul Islamiyah Oelaba, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 29-30 Maret 2024.
Untuk bisa mencapai pulau terluar atau 3T paling selatan Indonesia itu, harus menempuh perjalanan laut selama 4 jam dan 2 jam perjalanan darat dari kota.
Berbagi bingkisan kado Ramadan juga didistribusikan kepada para mualaf yang tinggal di wilayah tersebut.
“Kami berharap program berbagi ini bisa dilakukan secara rutin dan berkelanjutan,” ujar Ustaz Kamarul Zaman yang mewakili LDK PP Muhammadiyah, didampingi Dr. Syarifuddin Darajat (Wakil Ketua PWM NTT), Jailani Tong (PWPM NTT), dan Abdul Majid Laba (PDPM Kota Kupang), Sabtu (30/3/2024).
Pada kegiatan berbagi itu, LDK dan LAZISMU PP Muhammadiyah memberikan 100 paket kado Ramadan.
Acara tersebut juga dihadiri antara lain Ketua MUI Rote Ndao, Imam Masjid Jamiatul Islamiyah Oelaba, Ketua BKM, Jufri La Ela (anggota DPRD terpilih Kabupaten Rote Ndao) dari PAN, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Rote Ndao, dan para tokoh muda.
Ketua MUI Rote Ndao Ahmad Kiah dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada LDK dan LAZISMU PP Muhammadiyah karena telah memberikan perhatian kepada para da’i dan mualaf yang ada di daerahnya.
“Kami ucapkan terima kasih kepada LDK dan LAZISMU PP Muhammadiyah karena sudah memberikan perhatian kepada para da’i dan juga mualaf di Rote Ndao lewat kegiatan pesantren Ramadan hari ini,” tuturnya.
Ustaz Kamarul mengatakan Muhammadiyah sejak lama sudah memberikan perhatian serius kepada para da’i dan mualaf di daerah pedalaman.
“Sejak 1979 Muhammadiyah sudah memberikan perhatian yang serius kepada para da’i dan mualaf di daerah pedalaman lewat salah satu badan pembina masyarakat suku terasing. Setelah itu, nomenklatur itu lalu berubah menjadi Lembaga Dakwah Khusus, dan sekarang menjadi Lembaga Dakwah Komunitas,” ungkap Kamarul.
Wakil Ketua PWM NTT Syarifuddin Darajat dalam pidatonya menekankan pentingnya terus belajar membaca Al-Qur’an.
“Ibu-ibu harus terus belajar dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Apalagi di bulan Ramadan ini,” ujarnya kepada para hadirin.