LDK PP Muhammadiyah

Julak Ibus: Kisah Perjalanan Spiritual yang Menginspirasi

0 44

Julak adalah panggilan akrab masyarakat kepada seorang pria bernama asli Ibus, yang lahir di desa kecil bernama Patikalain. Julak Ibus adalah seorang mualaf yang menjalani perjalanan hidup penuh liku untuk menemukan kedamaian dalam keyakinan barunya. Perjalanan hidupnya tidak hanya menunjukkan keteguhan iman, tetapi juga menggambarkan kebesaran hati dalam menghadapi berbagai ujian.

Perjalanan Menuju Islam

Lahir dalam keluarga yang menganut agama Hindu Kaharingan, Ibus menghabiskan masa mudanya untuk merantau bersama sang istri demi mencari nafkah. Namun, dalam keyakinan lamanya, ia merasa tidak menemukan jati diri dan sering diliputi kebimbangan. Hingga akhirnya, di tahun 1984, saat berada di Banjarmasin, Ibus memutuskan untuk memeluk Islam. Keputusan tersebut ia ambil setelah mendapat bimbingan dari seorang sahabat bernama Abdul Ghofar Syukur, yang tidak hanya membantunya secara materi tetapi juga spiritual.

Keputusan besar itu tidak mudah bagi Ibus. Banyak cercaan, cemoohan, bahkan penolakan dari keluarganya sendiri. Namun, cobaan tersebut justru menguatkan iman Ibus. Bersama istrinya, yang juga telah memeluk Islam, mereka membesarkan dua anak dengan nilai-nilai Islami. Sayangnya, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Sang istri wafat, meninggalkan duka mendalam bagi Ibus.

Kembali ke Kampung Halaman

Setelah kepergian sang istri, Ibus memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Patikalain. Namun, ia kembali menghadapi ujian berat. Mayoritas masyarakat desa masih memeluk agama Hindu Kaharingan, dan kehadiran Ibus sebagai seorang Muslim sering menjadi bahan cibiran. Ia mendapat julukan “Labai,” sebuah sindiran yang merujuk pada identitasnya sebagai seorang Muslim. Meski demikian, Ibus tidak pernah merasa tersinggung. Sebaliknya, ia dengan tulus mengaminkan dan bahkan mendoakan tetangganya agar diberikan hidayah oleh Allah SWT.

Keteguhan hati Ibus sungguh luar biasa. Meski belum pernah menunaikan ibadah haji atau umrah, ia senantiasa berdoa agar suatu hari Allah SWT memanggilnya ke Tanah Suci. Julak Ibus menunjukkan bahwa keimanan sejati tidak diukur dari perjalanan fisik, tetapi dari keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah.

Ujian di Usia Senja

Di usia lanjut, Ibus menghadapi cobaan baru berupa penyakit stroke ringan yang membuatnya tidak lagi mampu bekerja. Kini, ia hanya mengandalkan kiriman dari anak-anaknya, bantuan sosial pemerintah, serta uluran tangan dermawan. Namun, kondisi tersebut tidak mengurangi semangatnya dalam beribadah. Ibus tetap istiqomah menghadiri masjid, mendengarkan kajian agama, dan memperkuat bekal akhiratnya.

Bagi Ibus, setiap ujian dalam hidup adalah bentuk kasih sayang Allah yang mengandung hikmah tersembunyi. Ia tidak pernah mengkhawatirkan kehidupan duniawinya, melainkan lebih memikirkan bekal untuk kehidupan akhirat.

Teladan Keteguhan dan Keikhlasan

Kisah Julak Ibus adalah sebuah inspirasi tentang keteguhan iman, kebesaran hati, dan keikhlasan dalam menghadapi segala ujian. Dalam setiap langkahnya, Ibus menunjukkan bahwa keyakinan kepada Allah mampu memberikan kekuatan untuk menghadapi segala tantangan. Kepribadiannya yang lembut, penuh kesabaran, dan ikhlas menjadikan Julak Ibus sebagai teladan bagi siapa saja yang mengenalnya.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan kepada Julak Ibus dan mengabulkan doanya untuk suatu hari dapat menunaikan ibadah haji dan umrah. Amin.

Kontributor : Risdi, Dai LDK PP Muhammadiyah
Editor : Najih

Leave A Reply

Your email address will not be published.