LDK PP Muhammadiyah

Islam Tanpa Kekerasan, Seruan Ketua LDK PP Muhammadiyah di Forum Refleksi Nasional

0 33

LDKMUH.OR.ID, Depok — Dalam rangka memperingati satu tahun pasca pembubaran organisasi Jamaah Islamiyah, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menggelar acara Refleksi Kebangsaan yang berlangsung di Hotel Bumi Wiyata, Depok, pada Senin (30/6). Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, di antaranya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, perwakilan Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan HAM, serta para pejabat terkait. Hadir pula para mantan anggota Jamaah Islamiyah dari berbagai daerah di Indonesia.

Acara ini menjadi bagian dari pendekatan deradikalisasi berbasis humanis dan kolaboratif, yang melibatkan tokoh masyarakat, organisasi keagamaan, serta instansi pemerintah dalam membangun harmoni sosial dan memperkuat komitmen kebangsaan.

Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muchamad Arifin, turut hadir sebagai narasumber dalam acara ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui semangat toleransi dan moderasi beragama.

Mengawali sambutannya, Arifin menyuarakan yel-yel kebangsaan yang disambut hangat oleh seluruh peserta:

“NKRI harga mati! Pancasila dasar negara! Indonesia jaya sejahtera!”

Ia juga menyampaikan pesan-pesan kebangsaan dalam bentuk pantun yang menggugah, menciptakan suasana komunikatif dan membangun kedekatan emosional dengan para hadirin.

Dalam paparannya, Arifin menekankan bahwa semangat toleransi dan sikap saling menghargai merupakan ajaran Islam yang fundamental. Ia mengutip QS. Al-Hujurat: 13 dan QS. Al-Kafirun: 6 sebagai landasan teologis bagi prinsip hidup berdampingan dalam keberagaman.

“Dalam hidup di tengah keberagaman, kita harus saling mengenal, saling menghargai, saling menghormati, namun tidak saling mengikuti,” ujar Arifin.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa konsep Islam Wasathiyah (Islam moderat) adalah prinsip yang relevan dan aplikatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip ini mendorong keseimbangan, menolak ekstremisme, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Arifin juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah memiliki komitmen kuat dalam menjaga persatuan nasional melalui kerja-kerja nyata di masyarakat. Melalui LDK PP Muhammadiyah, para dai dikirim ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) untuk mendorong kemajuan dan pembangunan di berbagai pelosok Indonesia.

“Muhammadiyah terus berperan aktif mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami ajak seluruh eks anggota Jamaah Islamiyah untuk bersama-sama menjaga Indonesia, membangun masa depan yang damai dan bermartabat,” tutupnya.

Acara refleksi ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat komitmen seluruh elemen bangsa dalam merawat kebhinekaan dan meneguhkan Indonesia sebagai rumah bersama yang aman, damai, dan toleran.

Leave A Reply

Your email address will not be published.