Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bersama Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat (LDK PP) Muhammadiyah, untuk memperkuat dakwah di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terpencil), menggelar seminar nasional dan bedah buku ‘Anak Panah Sang Pencerah: Dakwah Merambah Daerah 3T’. Digelar secara langsung, Selasa (31/5) di Auditorium UMSU – Jl. Muchtar Basri, No.3 Kota Medan.
Anak Panah Sang Pencerah: Dakwah Merambah Daerah 3T merupakan kumpulan kisah para dai yang berdakwah di daerah 3T. Ditulis langsung oleh Ketua LDK PP Muhammadiyah Drs. H. Muhammad Ziyad, M.A bersama para Da’i Muhammadiyah. Tantangan dan rintangan yang harus dihadapi para Dai menjadi menarik diabadikan dalam tulisan.
Terkait buku tersebut, Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Syafiq A Mughni, MA dalam kata pengantarnya menegaskan bahwa seluruh kegiatan Muhammadiyah harus memiliki ruh dakwah, tujuan dakwah harus ada di dalam segala kegiatan amal usaha dan Muhammadiyah. Salah satunya, melalui bedah buku yang ditulis oleh para dai. “Semua kegiatan termasuk kegiatan di kampus harus mengandung dimensi dakwah di dalam seluruh kegiatannya, begitu pula seluruhnya membawa misi visi muhammadiyah sebagai gerakan dakwah,” ujar Prof. Syafiq.
Begitu pula dengan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, beliau mengajak untuk memperbesar cahaya lampu dakwah keberadaan islam saat ini tetap ada dan diakui.
Menanggapi hal tersebut Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP komitmen mendukung program-program dakwah LDK Muhammadiyah di daerah 3T, “Kami tentu terus mendukung program 3T ini terus terlaksana sesuai dengan program kami yang telah kami jalankan, apa yang bisa kami lakukan peran sinergitas UMSU dengan perserikatan, terutama di daerah 3T dalam melakukan pemberian bantuan, pendampingan, pengiriman dan sebagainya,” ujar Prof. Agussani. Pada kesempatan itu, Prof. Agussani juga menyampaikan program-program UMSU yang terus menunjukan progres. Terkhusus, diterimanya izin pendirian program studi Biomedis UMSU dari LLDIKTI Wilayah 1 Sumatera Utara. “Untuk mendapatkan prodi ini tidaklah mudah karena dari 6 Fakultas Kedokteran di Sumatera Utara ini tidak banyak yang memiliki program studi Biomedis,” jelas Prof. Agussani.
Sementara itu, Ketua LDK PP Muhammadiyah Drs. H. Muhammad Ziyad, M.A menceritakan sekelumit isi dari buku yang dibedah, seperti di Kalimantan Tengah, Kabupaten Kapuas terdapat 400 mualaf dan tahun ini melaksanakan ramadhan pertama, berpuasa serta menunaikan tarawih.
Mengetahui kondisi itu, LDK Muhammadiyah mengirimkan para dai ke kabupaten tersebut yang memakan waktu 16 jam dari jalur darat dan air. Berbeda halnya di Papua Barat, di sana terdapat masyarakat nomaden yang tumbuh kembang karena dibina Universitas Muhammadiyah Sorong. Menurut Prof. Ziyad, dakwah tidak hanya berceramah namun ada 3 cara berdakwah yaitu ceramah, menulis dan menikah. “Dakwah di daerah terpencil harus digalakan maka dari sana amal-amal usaha Muhannadiyah tumbuh dan berkembang.” Ujar Prof. Ziyad.
Bedah buku dilanjutkan dengan seminar nasional oleh Dekan FAI UMSU Assoc. Prof. Dr. Muhammad Qorib, MA selaku pembicara dengan tema ‘Dakwah Muhammadiyah dan Harmonisasi Anak Bangsa’, oleh LDK PP Muhammadiyah Dr. Suhardin, M.Pd bertema ‘Dakwah Komunitas Strategi Baru Menembus Belantara Dakwah’ dan oleh Sekum MUI Kota Medan, Drs. H. M. Syukri Albani Nasution, MA. Seminar nasional dipandu oleh Dr. Marjuki MA selaku moderator.
Turut dihadiri oleh Para Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumatera Utara, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Se-Kota Medan, Pimpinan Wilayah Aisiyah (PWA) Sumatera Utara, Komisariat IMM UMSU, Para Pimpinan Fakultas Se-UMSU serta para Mahasiswa FAI UMSU yang berhadir