LDK PP Muhammadiyah

Waspadai Jebakan Syaitan

Agus Tri Sundani

0 188

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguh­nya setan itu musuh yang nyata bagimu” (Qs. Al-Baqarah 208).

Hadirin Jama’ah Jum’at yang mulia,

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah radhiyallahu ‘anhu bahwa :

Suatu hari sekelompok orang Yahudi yakni Abdullah bin Salam, Tsa’abah, Ibnu Yamin, As’ad bin Ka’b, Usaid bin Ka’b, Sa’id bin ‘Amr, dan Qais bin Zaid meng­hadap kepada Rasulullah Saw. untuk menyatakan keimanan­nya. Namun mereka meminta syarat agar mereka diidzinkan merayakan hari Sabtu dan mengamalkan kitab Taurat pada malam hari. Karena mereka menganggap bahwa hari Sabtu merupakan hari yang dimuliakan, dan kitab Taurat adalah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. sebagai jawaban  Maka turunlah ayat 208 Surat Al-Baqarah yang khatib bacakan di awal khutbah tadi.

Saudaraku hamba Allah yang terhormat,

Al-Qur‘an surat Al-Baqarah 208 tersebut memberikan penjelasan kepada kita, bahwa siapa saja yang telah menyatakan dirinya sebagai seorang Muslim atau orang yang beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari akhir, serta qadha dan qadar-Nya, maka wajiblah baginya melaksanakan syariat Islam dalam kehidupannya sehari-hari secara totalitas (bulat dan utuh). Tidak sepenggal-penggal.

Bukan pula mengambil cangkokan dari ajaran lain, karena ini berarti mengamalkan Islam secara sempalan. Padahal Islam adalah Islam itu sendiri. Tidak ada Islam Sejati, Islam Liberal, Islam Pluralis, Islam Jama’ah, Islam dan lain-lain.

Oleh karena itu, Islam tak perlu dipoles dan diberi warna, selain warna dari Allah Swt dan Rasul-Nya.

Jika tidak demikian, maka musuh kita yang bernama setan akan berupaya mencari lubang-lubang yang kosong untuk diisi olehnya dan dari situlah ia menjerumuskan manusia ke jalan yang bengkok dan menyesatkan. Padahal kita tahu bahwa setan itu berada di mana-mana, di segala sektor kehidupan manusia. Maka dari itulah, Allah Swt memerintah­kan kepada kita untuk tidak mendekat dan berkawan serta mengikuti jejak langkah setan.

Hadirin hamba Allah yang mulia,

Adapun setan pada zaman sekarang ini, tidak hanya berupa makhluk gaib semata, akan tetapi sudah banyak yang berwujud manusia, media elektronika dan lain-lain. Dengan misi dan tujuan membawa umat manusia pada kesesatan secara perlahan-lahan. Bermula dari mengingkari sebagian kecil ajaran Islam, dan perlahan-lahan setan akan membujuk manusia untuk menolak ajaran Islam secara menye­luruh, dengan berpandangan dan berpikiran bahwa ayat atau teks Al-Qur‘an itu tidak qath’i dan hanya merupakan interpretasi Nabi Muhammad semata yang sudah mengalami beberapa reduksi atau revisi.

Padahal saudaraku sekalian, mengingkari sedikit saja dari ajaran Islam dan Al-Qur‘an, menurut kesepakatan jumhur ulama bisa membuat pelakunya menjadi kafir. Apalagi jika seseorang sampai menolak ajaran Islam secara menyeluruh. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

Saudaraku Jama’ah Jum’at yang mulia,

Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan penggalan ayat “wa laa tattabi’uu khuthuwaatisy syaithaan” (dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan…) beliau mengatakan “Kerjakanlah semua perintah Allah dan tuntunan Rasulullah Saw, serta hindarilah bisikan akal, hawa nafsu, dan setan. Sebab setan sering kali berbisik kepada akal kita untuk menawarkan ajaran agama serta membandingkannya dengan pendapat akal dan keinginan hawa nafsu. Setan hanya menganjurkan segala perbuatan keji, jahat, mungkar, serta mengada-ada dalam agama Allah tentang apa yang tidak kamu ketahui .”

Maka dari itulah setiap manusia wajib menjauhkan diri dari jalan-jalan setan, baik yang berupa manusia maupun makhluk gaib. Karena setan jelas-jelas merupakan musuh yang nyata bagi manusia sejak zaman azali.

Hadirin yang terhormat,

Setan adalah keturunan iblis; makhluk pertama di jagat ini yang membangkang terhadap perintah Allah Azza wa Jalla untuk sujud kepada Adam As. Ia juga makhluk terlaknat yang telah bersumpah di hadapan Allah Rabbul “aalamiin untuk menyesatkan anak keturunan Adam dari jalan yang lurus sampai akhir zaman. Dan inilah perkataan iblis kepada Allah tentang sumpahnya untuk menghalang-halangi anak keturunan Adam dari jalan yang lurus. Sebagai yang diabadikan Allah dalam Al-Qur`an surat Al-A’raf ayat 16-17 berikut:

قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ١٦ ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ ١٧

“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”

 

Demikianlah Saudaraku sekalian, setan akan terus menerus memperbanyak pengikut­nya dari kalangan manusia, untuk bersama-sama tinggal bersamanya di neraka jahanam. Dan salah satu langkah setan dalam menge­labui manusia yakni dengan menanam­kan keraguan di dalam dada manusia akan kebenaran ajaran Islam dan keagungan segala Perintah-Nya. Ia akan selalu tampil bersahabat di hadapan manusia. Dan bertindak layaknya “juru ilham” yang membisikkan dengan ramah tamah ke dalam dada manusia tentang jalan-jalan celaka dan binasa. Ditutupinya kebenaran hingga tampak salah, dan ditutupinya kesalahan hingga tampak benar. Dengan demikian butalah mata hati manusia untuk membeda­kan mana yang benar dan mana yang salah.

Saudara sekalian.yang dirahmati Allah

Ajaran Islam yang sempurna dan agung ini telah mengajarkan kepada kita agar setiap saat memohon perlindungan Allah Swt dari godaan setan yang terkutuk. Meminta kekuatan kepada-Nya agar dibuatkan untuk kita dinding yang kukuh, sehingga setan pun tidak akan sanggup menembusnya.

قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ١  مَلِكِ ٱلنَّاسِ ٢  إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ ٣  مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ ٤ ٱلَّذِي يُوَسۡوِسُ فِي صُدُورِ ٱلنَّاسِ ٥ مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ ٦

 

“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Sembahan manusia; dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia” (Qs. An-Nas 1-6).

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ  وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّ كْرِ الْحَكِيمِ  تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ  هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله……………

Hadirin Saudaraku yang mulia.

Marilah di khutbah yang kedua ini kita mohon kepada Allah Swt agar kiranya kita diberikan kekuatan iman sehingga kita mampu menghadapi segala bentuk godaan setan. Terlebih di zaman fitnah seperti sekarang ini, yang mana tidak sedikit propaganda setan melalui agen-agennya dengan pemikiran-pemikliran yang nyleneh untuk menjauhkan umat Islam dari Kitab suci Al-Qur’an dan Sunnah

اللهم اغفر………………

Leave A Reply

Your email address will not be published.