LDKMUH.OR.ID, Gresik – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Saad Ibrahim, MA, menyampaikan pesan penting dalam kajian Ahad pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Benjeng. Acara tersebut berlangsung di halaman SMK Muhammadiyah 2 Benjeng, Gresik, dan dihadiri oleh sekitar 300 warga Muhammadiyah dari Benjeng dan sekitarnya.
Dalam tausiyahnya, Dr. Saad Ibrahim menekankan bahwa ruh dari Muhammadiyah adalah “ngaji” (belajar), namun beliau menegaskan bahwa ngaji di Muhammadiyah bukan sekadar “ngaji titik,” melainkan “ngaji koma.” Artinya, setelah belajar, umat Muhammadiyah tidak berhenti di pemahaman saja, tetapi harus mewujudkan apa yang telah dipelajari.
“KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, mengaji Surat Al-Ma’un selama tiga bulan. Beliau ingin menanamkan pemahaman bahwa ngaji di Muhammadiyah tidak berhenti pada pembelajaran, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Ketika santri-santrinya tidak melakukan apa-apa setelah mengaji Al-Ma’un, beliau mendirikan panti asuhan karena ayat tersebut terkait dengan anak yatim,” ujar Saad.
Dr. Saad Ibrahim, yang membidangi Kepesantrenan, Tabligh, Dakwah Komunitas, dan Pembinaan Haji-Umrah di PP Muhammadiyah, menambahkan bahwa prinsip ngaji di Muhammadiyah adalah ngaji koma. Setelah mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an, umat Muhammadiyah diharapkan melanjutkannya dengan tindakan konkret, seperti mendirikan sekolah, panti asuhan, atau lembaga lainnya. Seperti yang terlihat di SMK Muhammadiyah 2 Benjeng ini, terdapat sekolah dan ma’had (pesantren), yang merupakan wujud nyata dari semangat mengaji koma tersebut.
Beliau juga membandingkan dengan beberapa gerakan pemikiran di berbagai negara, seperti di Mesir, yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Jamaluddin Al-Afghani dan Rasyid Ridha. KH Ahmad Dahlan, selain membaca karya-karya Rasyid Ridha, tidak hanya berhenti pada gerakan pemikiran. Beliau meneruskannya dengan gerakan al-harokah at-tanfidziyah, yaitu gerakan untuk mewujudkan tuntutan Al-Qur’an dan Al-Hadits dalam tindakan nyata.
“Di Muhammadiyah, tidak cukup hanya membaca ‘Iqra’ bismirobbikalladzi kholaq’ (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan), tetapi juga harus melakukan hal-hal konkret yang memberikan manfaat bagi umat,” tambahnya.
Dengan demikian, pesan dari Ketua PP Muhammadiyah ini menegaskan bahwa semangat belajar dan beramal dalam Muhammadiyah adalah untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari melalui amal nyata. Kajian dan kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah tidak hanya bertujuan untuk pemahaman intelektual, tetapi juga berfokus pada aksi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kontributor : Ain Nurwindasari