LDKMUH.OR.ID – Sebanyak 40 orang MuallafMu menjadi bagian dari ratusan warga Muhammadiyah yang menghadiri Pengajian Akbar “Kajian Ustaz Adi Hidayat” di masjid Al-Badar, komplek kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim pada Sabtu (19/10/2024) mulai pukul 15.00 hingga 17.00 WIB.
Menariknya, sebelum mengikuti Kajian Ustaz Adi Hidayat, 40 MualafMu di bawah naungan LDK PWM Jatim dan LAZISMU Jatim itu lebih dulu mengikuti pengajian rutin bertajuk “Silaturrahim dan Ngaji Bareng MuallafMu” pada Sabtu siang pukul 12.30 hingga 15.00 WIB.
Menurut Direktur MuallafMu-LDK PWM Jatim, Koko Susanto, pengajian untuk MuallafMu hari ini sangat istimewa pengajian double, yang insya’allah bisa mencerahkan para mualaf di bawah asuhan perserikatan Muhammadiyah.
Lanjut ustad Koko, silaturrahim dan ngaji bareng sudah dipersiapkan 3 bulan yang lalu. Sudah ditentukan harinya, ternyata bareng dengan pengajian akbar ustad Adi Hidayat.
‘”Sehingga para mualaf yang hadir bisa dapat pencerahan double, dari pengajian di forum ini lanjut ngaji akbar di masjid,” jelas Koko saat ditemui dalam acara pengajian MuallafMu di ruang rapat lantai 2 gedung PWM Jatim, jalan Kertomenanggal IV no.1 Surabaya.
Acara Silaturahim dan Ngaji Bareng MuallafMu menghadirkan dua narasumber, yakni Muhammad Afdillah MA MSi, Ketua Divisi Dialog Lintas Agama LDK PWM Jatim, dan Ustadz dr Anwar Luthfi, seorang pegiat Gerakan Penguatan Aqidah Al Islamiyyah.
Ustadz Afdillah di hadapan para mualaf menerangkan secara singkat buku “Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah” yang mencakup individu, keluarga dan masyarakat.
“KeIslaman pada individu terletak pada aspek Iman, Amal dan Ibadah. Tolok ukurnya jelas yang bisa dilihat, yakni dari unsur fisik ke metafisik. Misal, seberapa banyak ibadah yang sudah dikerjakan wajib-sunnah? Seberapa on-time dan inten ibadah itu dikerjakan?” tanya Afdillah yang juga Dosen Di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya.
Melengkapi pengetahuan keislaman, untuk para Muallafmu yang hadir, selanjutnya dikupas secara pengalaman oleh dr Anwar Luthfi, yang berpengalaman sebagai pegiat Dakwah Kristologi dan Kaderisasi di Abdullah Wasi’an Foundation.
Mengawali bahasannya, dr Anwar Luthfi menjelaskan pembeda mualaf dan Islam turunan terletak pada syahadat dan sholat, rukun pertama dan kedua pada kelima rukun Islam.
“Mualaf wajib syahadat saat bertekad menjadi Islam. Namun bagi yang sudah Islam sejak lahir dan turunan dari orang tuanya ya harus sholat. Sebab, dalam sholat ada syahadat yang diulang-ulang, agar terpatri di dalam hati sebagai akidah,” jelas Wakil Ketua Komisi Nasional Anti Pemurtadan Jawa Timur ini.
Pengajian singkat MuallafMu dilengkapi sesi tanya jawab diwakili dengan dua penanya, yakni bunda Prada Utari Wanda Wardana asal kristen, Mualaf tahun 2016 di Alfalah, dia bertanya Setelah berislam, manakah yang lebih dulu, belajar aqidah atau ibadah?
Serta pertanyaan dari bunda Reinakarti, asal kristen, yang bertanya prihal sholat dan doa. Dia merasa saat sholat masih ada fikiran kemana-mana apakah wajar? Lalu ketika dia berdoa terkadang tidak langsung dikabulkan, sehingga kadang membuat ia merasa sulit atau berat dalam menjaga dan merawat keyakinan agama yang ia peluk saat ini.
Kontan kedua pertanyaan tersebut menjadi diskusi yang menarik bukan saja bagi kedua pemateri, namun juga mendapat jawaban beragam dari beberapa tokoh LDK yang hadir, di antaranya ada Ahmad Rosidi (sekretaris LDK PWM Jatim), Andi Hariadi dan Khoirul Faizin (anggota Divisi Dialog Lintas Agama LDK PWM Jatim).
Di akhir acara, 40 MuallafMu yang hadir mendapat bingkisan dari Lazismu Jatim berupa; beras, minyak goreng, RendangMu dan KornetMu serta uang.
Menurut Wakil Ketua LAZISMU Jatim, Aditio Yudono, kegiatan ini bagian dari program pembinaan dan pendampingan Mualaf merupakan sinergi kedua lembaga di bawah PWM Jatim, yakni LDK PWM Jatim dan Lazismu Jatim. MuallafMu berdiri mulai 5 Juli 2024.
“Program MuallafMu bertujuan untuk memperkuat aqidah Islamiyah para Mualaf, atau orang yang baru memeluk Islam, agar kokoh dan tidak goyah dalam memegang teguh keyakinan tauhidnya. Di samping itu juga memfasilitasi para Mualaf agar dapat memahami dan melaksanakan agama Islam. Para mualaf yang terbina dalam program ini diharapkan dapat berdaya menjalani kehidupan Islami sesuai dengan ajaran Islam yang sebenar-benarnya,” tegas Aditio Yudono, Wakil Ketua LAZISMU Jatim bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan. (*)
Kontributor : Muhammad Syaifudin Zuhri