LDKMUH.OR.ID, Wajo – Semangat menghidupkan kembali tradisi belajar Al-Qur’an selepas Magrib menjadi inspirasi lahirnya program Magrib Belajar Al-Qur’an (MABA) yang kini rutin di Masjid Fastabiqul Khairat, Kelurahan Macero, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Program ini merupakan inisiatif dari Husni Kombih, S.H., seorang dai Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk bertugas bertugas di Wajo. Setiap bakda Magrib, jamaah dari berbagai usia berkumpul di masjid untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan benar.
“Tujuan utamanya adalah menumbuhkan kembali kecintaan jamaah terhadap Al-Qur’an, khususnya generasi muda, dengan cara mempelajari makhrajul huruf, tajwid, dan tilawah secara benar,” ujar Husni.
Metode pembelajaran ini terbilang sederhana namun efektif. Peserta memperbaiki bacaan ayat demi ayat, memahami kaidah tajwid, serta melatih pengucapan huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya. Tidak hanya itu, mereka juga melatih intonasi dan keindahan suara saat tilawah.
Suasana belajar berlangsung santai, penuh keakraban, namun tetap fokus. Anak-anak, remaja, hingga orang tua duduk berbaur, saling menyimak dan mengoreksi bacaan satu sama lain. Antusiasme jamaah terlihat dari konsistensi kehadiran mereka setiap hari. Bahkan sebagian rela datang lebih awal untuk murojaah hafalan sebelum kegiatan mulai.
Pengurus Masjid Fastabiqul Khairat menyambut positif program ini. Mereka menilai MABA sebagai langkah penting menghidupkan fungsi masjid sebagai pusat pembelajaran Islam. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi tradisi yang terus hidup di tengah masyarakat, sehingga Al-Qur’an tidak hanya dalam lisan, tetapi juga maknanya dapat terlaksana dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan dukungan penuh dari pengurus masjid dan semangat jamaah. Komunitas MABA di Wajo menjadi bukti bahwa dakwah yang sederhana namun konsisten dapat membangun kedekatan umat dengan kitab sucinya.
Editor: Najihus Salam
