LDKMUH.OR.ID, Halmahera Utara — Di pelosok Maba Utara, tepatnya di Desa Patlean, sinar dakwah perlahan tapi pasti menerangi kehidupan warga. Fazri Mokodompit, S.Pd., dai muda Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang bertugas dan menjadi garda depan pembinaan keagamaan di wilayah yang tergolong sebagai daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).
Setiap Sabtu sore, anak-anak Patlean berkumpul mengikuti pengajian yang tak hanya mengajarkan ayat-ayat suci, tetapi juga materi keislaman dasar seperti thaharah dan wudhu. “Saya mulai dari hal-hal mendasar. Pertemuan pertama saya bahas thaharah, lalu wudhu. Mulai dari cara hingga hal-hal yang membatalkannya. Setelah itu, baru kami akan masuk ke shalat, bacaan, gerakan, serta apa yang boleh dan tidak boleh dalam shalat,” jelas Fazri.
Tak hanya anak-anak seperti Thoriq dan Ardi yang antusias belajar, para ibu pun tak mau ketinggalan. Setiap Senin, mereka hadir mengikuti sesi pengajian khusus yang bertujuan untuk memperkuat pemahaman agama di kalangan perempuan desa.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari warga Patlean. Bahkan, dalam khutbah Jumat pekan lalu, imam masjid menyampaikan harapan agar waktu pengajian anak-anak diperpanjang karena manfaatnya begitu besar. “Alhamdulillah, warga sangat mendukung. Mereka merindukan pembelajaran agama yang membumi, yang bisa langsung dipraktikkan,” tutur Fazri.
Fazri tidak bekerja sendirian. Dukungan masyarakat, dari tempat, logistik, hingga kehadiran aktif, menjadi penyemangat dakwah yang sedang berjalan. Pengajian yang ia lakukan memang sederhana, namun dampaknya terasa mendalam.
Di tengah keterbatasan infrastruktur dan akses informasi, Fazri menghadirkan Islam yang membebaskan dari kebodohan dan memberi arah hidup. Di ujung utara Halmahera, cahaya itu terus menyala, dari satu majelis kecil ke hati yang tercerahkan.