Khutbah Jumat: Menunda Kebaikan, Menuai Penyesalan

Oleh: Husni Kombih, S.H, (Dai LDK PP Muhammadiyah)

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Maasyiral muslimin Rahimakumullah

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala dengan cara berpegang teguh dengan petunjuk dan kebenaran dan menjauhi apa yang Allah dan Rasul-Nya larang. Sesungguhnya tidak ada satu kebaikan pun yang dapat mengantarkan seseorang mendekatkan diri kepada Allah, kecuali telah beliau jelaskan. Dan tidak ada keburukan yang dapat menjauhkan seseorang dari Allah, kecuali telah beliau peringatkan.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang tiga penyesalan besar yang dirasakan manusia setelah kematian. Penyesalan ini muncul karena lalai dalam kehidupan dunia sehingga ketika sudah berada di akhirat, mereka berharap bisa kembali untuk memperbaiki amal mereka.

Penyesalan pertama, merasa belum berbuat baik saat didunia sehingga timbul angan untuk memperbaiki yang sudah terjadi. Ini adalah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah di surat Al-Fajr [89]: 24, yang berbunyi:

يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

“Dia mengatakan: ‘Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.’”

Dalam tafsir Al-Jalalain, ayat ini menunjukkan bagaimana orang yang telah meninggal menyesali perbuatannya yang lalai dalam berbuat kebaikan selama di dunia.

Sidang Jumat Rahimakumullah

Ia sadar bahwa kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya, namun sayangnya ia tidak mempersiapkan bekal yang cukup.

Saat itu, ia berharap sekiranya dulu ia beriman dan beramal saleh untuk kehidupan akhiratnya. Penyesalan ini tentu datang terlambat karena kematian telah menghampirinya.

Penyesalan kedua, berangan minta diberi kesempatan walau sebentar di dunia agar bisa bersedekah dan membersamai orang saleh. Ini tertera dalam surat Al-Munafiqun [63]: 10, Allah berfirman:

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?‘”

Dalam tafsir Al-Wasith, dijelaskan oleh Syekh Thanthawi bahwa ayat ini menggambarkan seseorang yang saat menghadapi sakaratul maut menyesal karena tidak sempat bersedekah.

Sidang Jumat Rahimakumullah

Orang ini berharap agar Allah menangguhkan kematiannya sebentar saja agar ia dapat bersedekah dan menjadi bagian dari orang-orang yang saleh. Namun, penundaan waktu tidak akan terjadi.

Begitu kematian tiba, kesempatan untuk beramal sudah tertutup. Hal ini menjadi peringatan bagi kita untuk tidak menunda-nunda bersedekah dan beramal kebaikan selama masih hidup.

Penyesalan ketiga, minta dikembalikan ke dunia agar bisa beramal saleh. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Mu’minun [23]: 99-100, Allah berfirman:

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100)

Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: ‘Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan’. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.

Sidang Jumat Rahimakumullah

Tafsir As-Sa’di menjelaskan bahwa saat menghadapi kematian, orang yang lalai dalam ketaatan dan amal kebaikan akan menyesal dan memohon agar dikembalikan ke dunia. Namun permintaan ini hanya menjadi penyesalan kosong karena tidak akan pernah terkabul.

Allah telah menetapkan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa kembali ke dunia setelah kematian. Di hadapan mereka ada “barzakh”—alam perantara yang menjadi penghalang antara dunia dan akhirat. Saat itu, tidak ada lagi peluang untuk memperbaiki apa yang telah ditinggalkan.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّى وَمِنكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

ِإِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَة

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Get in Touch

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related Articles

Latest Posts