LDKMUH.OR.ID, Jakarta – Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Diskusi Publik pada Sabtu, 15 November 2025, melalui Zoom Meeting dengan tema “Islam Berkemajuan di Amerika: Tantangan, Strategi dan Inspirasi”. Kegiatan ini menghadirkan M. Shamsi Ali, Lc., MA., Ph.D, sebagai narasumber utama. Acara dipandu oleh Dr. Imron Baehaqi, Lc., M.A., selaku moderator sekaligus Ketua Divisi Dakwah Global LDK PP Muhammadiyah.
Dalam sambutan Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muchamad Arifin, S.Ag., M.Ag., kembali menegaskan mandat strategis LDK sebagai pelaksana dakwah komunitas di berbagai lapisan masyarakat, baik di perkotaan, komunitas profesional, pekerja urban, maupun masyarakat wilayah 3T dan komunitas adat terpencil.
“Dakwah komunitas adalah karakter LDK Muhammadiyah. Kita hadir di mana umat membutuhkan pencerahan, di kota, desa, pasar, kampus, komunitas pekerja, hingga kampung-kampung mualaf Baduy, pedalaman Kalimantan, dan wilayah 3T lainnya. Dakwah kita harus membumi, menyapa, dan memberi manfaat,” ujar Arifin.
Dalam paparannya, Shamsi Ali mengawali dengan penjelasan mengenai QS Ali Imran ayat 110, yang menurutnya harus dipahami sebagai tanggung jawab moral. Ia menyampaikan bahwa predikat khaira ummah bukan klaim superioritas, tetapi panggilan untuk menghadirkan kontribusi nyata.
“Umat terpilih adalah umat yang mendapatkan hidayah. Dan hidayah itu harus tercermin dalam kontribusi,” katanya.
Ia juga mengisahkan dialognya dengan seorang penganut Yahudi mengenai makna umat terpilih. Dari dialog tersebut, ia menegaskan bahwa kedudukan umat terbaik justru menuntut kerendahan hati dan pelayanan kepada sesama.
Selain itu, Shamsi Ali menyampaikan pengalaman saat seorang calon wali kota New York meminta doa sebelum pemilihan. Ia membacakan Surat Thaha sebagai pesan tentang keberanian dan strategi Nabi Musa.
Dinamika Dakwah Global dan Peluang Peran Umat di Kancah Internasional
Dalam konteks politik Amerika, ia menyinggung terpilihnya Zohran Kwame Mamdani di lingkungan mayoritas non-Muslim. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai kebaikan dapat diterima secara universal. “Ini bukti bahwa Allah mengendalikan hati manusia. Apa pun yang terjadi di bumi berada dalam genggaman-Nya,” katanya.
Menutup sesi pemaparan, Shamsi Ali menekankan tiga pilar dakwah yang harus menjadi kekuatan gerakan Islam berkemajuan.
“Dakwah tidak akan kuat tanpa tiga hal, yaitu hati yang beriman, akal yang jernih, dan aksi yang berakhlak. Ketika tiga kekuatan ini bersatu, dakwah menjadi energi perubahan yang dahsyat,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar Muhammadiyah terus memperluas kiprah global. “Semoga Muhammadiyah menjadi gerakan dakwah global yang membawa rahmatan lil alamin,” ujarnya.
Diskusi Publik ini memberikan perspektif mengenai strategi dakwah global serta relevansi pendekatan dakwah berkemajuan bagi komunitas Muslim Indonesia dalam menghadapi dinamika sosial dan keagamaan di berbagai belahan dunia.
Redaktur: Najih
