Oleh: Muhammad Al Hafidz, Dai LDK PP Muhammadiyah
Khutbah Pertama
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ، ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، أَمَّا بَعْدُ
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ، وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا، وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً، وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَٱلْأَرْحَامَ، إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang memancarkan keikhlasan dalam ibadah, kesungguhan dalam amal, dan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup.
Hidup ini tidaklah mudah. Setiap dari kita memiliki jalan perjuangannya masing-masing. Ada yang diuji dengan kemiskinan, ada yang diuji dengan sakit, ada pula yang diuji dengan kelimpahan harta dan kekuasaan. Namun sekali lagi semuanya itu ialah ujian.
Pada kesempatan khutbah kali ini, izinkan khatib mengangkat tema: “Hidup adalah Perjuangan”, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT:
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ فِى كَبَدٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”
(QS. Al-Balad: 4)
Ayat ini menegaskan bahwa hidup manusia tidak lepas dari perjuangan, jerih payah, dan tantangan sejak ia lahir hingga akhir hayatnya.
Makna “Fi Kabad” (Dalam Susah Payah)
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, kata kabad berarti kesulitan, kelelahan, atau perjuangan. Ibnu Katsir mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan penuh perjuangan baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Kemudian Menurut Tafsir Al-Muyassar, Allah ingin menyampaikan bahwa manusia hidup dalam perjuangan dalam mencari nafkah, menjaga iman, menghadapi musuh, sakit, ujian, dan berbagai cobaan dunia.
Dan dari Imam Al-Qurthubi menafsirkan fi kabad sebagai: “fii syiddah wa ta’ab”, yaitu dalam kondisi berat dan lelah. Ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia penuh ujian yang mengharuskannya untuk bersabar dan berjuang.
Hidup adalah Ladang Ujian dan Amal
Allah SWT menciptakan kehidupan ini sebagai tempat ujian untuk melihat siapa di antara kita yang paling baik amalnya. Firman Allah:
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًۭا
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.”
(QS. Al-Mulk: 2)
Maka, perjuangan itu adalah bagian dari fitrah hidup. Siapa yang tidak mau berjuang, maka ia menyalahi fitrah penciptaan dirinya.
Hidup di Dunia ituTempat Bersusah Payah dan Akhirat adalah Tempat Istirahat sebagaimana
Rasulullah bersabda:
“الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.”
(HR. Muslim)
Artinya, seorang yang merasa ia memiliki iman harusnya sadar bahwa dunia ini adalah medan perjuangan, bukan tempat untuk berleha-leha.
Ma’asyiral Muslimin…
Kalau kita melihat kehidupan hari ini, maka makna “fi kabad” (dalam susah payah) menjadi sangat nyata. Setiap orang tengah berjuang, Ada yang berjuang mencari nafkah di tengah ekonomi yang sulit, harga kebutuhan pokok yang terus naik, dan lapangan pekerjaan yang makin terbatas.
Ada yang berjuang menjaga keluarga dari perpecahan, di tengah meningkatnya perceraian dan kurangnya komunikasi harmonis dalam rumah tangga. Anak-anak muda berjuang menjaga iman dan identitas Islam, di tengah derasnya arus media sosial, gaya hidup bebas, dan hilangnya figur teladan.
Banyak dari kita berjuang melawan stres dan tekanan hidup, dari hutang, pekerjaan yang tidak menentu, hingga kesehatan mental yang terganggu.
Semua ini adalah wujud nyata dari kehidupan yang penuh perjuangan. Maka khutbah ini ingin menyadarkan kita: ini bukan tanda Allah membenci kita, tapi justru cara Allah mendidik dan mengangkat derajat kita.
”Karena orang-orang besar lahir dari ujian yang besar.”
Maka dari itu, marilah kita hadapi kehidupan ini dengan semangat perjuangan, kerja keras, kesabaran, dan tawakal kepada Allah. Jadikan setiap cobaan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Ketahuilah bahwa setiap perjuangan tidak akan sia-sia jika dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah. Bahkan sekecil apapun amal dan kesabaran yang kita lakukan, Allah akan membalasnya
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَـٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.”
(QS. An-Najm: 39)
Maka dari itu, jangan pernah lelah untuk berjuang, Berjuang dalam mencari nafkah yang halal, Berjuang menjaga shalat dan ibadah, Berjuang menjaga keluarga dalam nilai Islam, Berjuang menahan hawa nafsu dan sabar atas ujian.
Jadikan hidup ini ladang amal, karena hanya dengan amal dan perjuangan kita akan menuai balasan terbaik di akhirat.
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيم
وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهَا وَصِيَّةُ اللَّهِ لِلْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَبِهَا يَسْعَدُ الْمُؤْمِنُونَ، وَتَثْبُتُ الْقُلُوبُ فِي طَرِيقِ الْحَقِّ.
يَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، إِنَّ الحَيَاةَ الدُّنْيَا دَارُ ابْتِلَاءٍ وَمِحْنَةٍ، وَلَيْسَتْ دَارَ جَزَاءٍ وَلَا رَاحَةٍ، وَإِنَّمَا الرَّاحَةُ فِي الْجَنَّةِ. فَاصْبِرُوا عَلَى مَا أَنْتُمْ فِيهِ، وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ، وَثِقُوا بِأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، فَقَدْ أَمَرَكُمُ اللَّهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ، فَقَالَ:
﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
[الأحزاب: ٥٦]
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى طَاعَتِكَ، وَثَبِّتْنَا عَلَى دِينِكَ، وَاجْعَلِ الْآخِرَةَ هِيَ هَمَّنَا، وَاحْفَظْنَا مِنْ فِتَنِ الدُّنْيَا، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.
عِبَادَ اللَّهِ،
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
